BAUBAU, SEGMENSULTRA.COM – Polemik dugaan permintaan fee proyek bernilai miliaran rupiah yang menyeret nama mantan Pj. Bupati Buton, La Haruna, dan istri sirinya, NA (inisial), terus menjadi sorotan publik.
Saat ini, La Haruna diketahui menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara. Meski begitu, ia enggan memberikan klarifikasi atas dugaan tersebut. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp yang dikirimkan oleh wartawan media ini tidak mendapat tanggapan.
Sementara itu, Kuasa Hukum NA, Lukman, menegaskan bahwa kliennya sama sekali tidak terlibat dalam pengumpulan dana dari para kontraktor.
“Klien saya tidak memiliki keterlibatan. Justru yang mengumpulkan dana itu adalah La Yongki dan Langkaaba, yang masih merupakan keluarga dari Pak Haruna,” ujar Lukman, Jumat (2/5/2025).
Lukman menyebut, pengumpulan uang tersebut dilakukan dengan dalih adanya jaminan proyek, namun semua itu dilakukan tanpa sepengetahuan NA dan La Haruna.
“Klien saya justru hanya hadir dalam kapasitas sebagai mediator dalam proses mediasi antara para kontraktor dengan La Yongki dan Langkaaba. Jadi beliau (NA) dan suaminya juga merasa jadi korban karena namanya ikut terseret,” jelasnya.
Lukman mengungkapkan bahwa pada mediasi tanggal 10 Maret 2025, sebenarnya telah dicapai kesepakatan bahwa kerugian kontraktor sebesar Rp1,2 miliar akan diganti pada 17 April 2025. Namun, kesepakatan itu batal karena muncul pemberitaan yang dianggap merugikan pihaknya.
“Setelah mediasi disepakati, dua hari kemudian muncul di media. Klien saya merasa keberatan dan membatalkan kesepakatan tersebut,” katanya.
Karena merasa terus disudutkan, Lukman menegaskan pihaknya telah mengambil langkah hukum dengan melaporkan dugaan pencemaran nama baik ke Polsek Murhum pada 29 April 2025.(Adm)