BUTON SELATAN, SEGMENSULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Selatan (Busel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), telah menyiapkan 616 hektare lahan untuk program cetak sawah guna mendukung misi Asta Cita swasembada pangan yang diusung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Kepala Dinas Pertanian Buton Selatan, La Ode Muhammad Idris, mengungkapkan bahwa ratusan hektare lahan tersebut berada di wilayah Kecamatan Sampolawa, tepatnya di lokasi Areal Penggunaan Lain (APL). Pemkab Busel telah melakukan Survei Investigasi dan Desain (SID) untuk memastikan kelayakan lahan tersebut.
“Untuk mewujudkan swasembada pangan sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo, Buton Selatan mengambil peran dengan membuka cetak sawah di lokasi APL. SID sudah kami lakukan sejak 2023, dan hasilnya menunjukkan ada 616 hektare lahan yang layak dijadikan sawah,” ujar Muhammad Idris saat ditemui wartawan di ruang kerjanya belum lama ini.
Menurutnya, proses cetak sawah ini membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah daerah, baik eksekutif maupun legislatif.
“Idealnya, ketika SID sudah ada, lahan tersebut juga harus jelas kepemilikannya. Karena ini berada di lahan APL, maka perlu regulasi yang jelas dari Pemkab Buton Selatan, apakah nanti lahan ini akan dipinjamkan kepada masyarakat atau diberikan langsung dengan regulasi tertentu,” jelasnya.
Untuk merealisasikan program ini, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat setempat dan menggelar rapat bersama Komisi II DPRD Buton Selatan.
“Kami sudah mulai prosesnya, berkoordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan membahasnya bersama DPRD Buton Selatan. Mereka sangat mendukung program ini dan meminta kami segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Lahan cetak sawah di Sampolawa ini memiliki berbagai tingkat kemiringan yang perlu diperhitungkan, yaitu:
• 0 – 3 persen
• 3 – 5 persen
• 5 – 8 persen
• 8 – 15 persen (memerlukan teknik terasering)
Selain berada di pinggiran sungai, lahan ini juga memiliki sumber mata air alami yang berjarak sekitar 3 km, sehingga tidak memerlukan investasi besar untuk irigasi.
“Hanya dengan sedikit sentuhan irigasi, air dari mata air bisa dialirkan ke sawah melalui sistem penampungan dan saluran irigasi primer, sekunder, hingga tersier,” tutupnya.
Dengan langkah ini, Pemkab Buton Selatan optimis dapat berkontribusi dalam mencapai swasembada pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di daerah tersebut.(Adm)