More

    5 Berita terbaik

    Jangan Lewatkan

    Kota Baubau Gelar Festival Kabhanti untuk Menyemarakkan Kembali Karya Sastra Lokal yang Hampir Terlupakan

    BAUBAU, SEGMENSULTRA.COM – Kabhanti Wolio, sebuah karya sastra yang berisi syair-syair dalam bahasa daerah Wolio, kini diupayakan untuk tetap lestari dan berkelanjutan melalui Festival Kabhanti yang akan diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tahun 2023 ini.

    Kabhanti Wolio merupakan warisan budaya masyarakat eks Kesultanan Buton dan telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia sebagai warisan budaya. Kabhanti Bula Malino dan Kabhanti Kaluku Panda menjadi bagian dari karya sastra ini, tercatat pada tahun 2013 dan 2021.

    Sayangnya, generasi muda saat ini tidak lagi begitu akrab dengan maha karya sastrawan Buton dari abad ke-17 ini. Untuk itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau berusaha untuk menjaga dan melestarikan Kabhanti Wolio melalui penyelenggaraan Festival Kabhanti sebagai program kerja di tahun 2023.

    Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, Ninik Gustianingsih, menjelaskan bahwa Festival Kabhanti akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu pelajar SMP/SMA sederajat dengan usia 12-18 tahun, dan kategori umum yang terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat umum di sanggar seni, kelurahan, dan kecamatan.

    Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau, Ninik Gustianingsih

    “Festival ini kami selenggarakan untuk melestarikan Kabhanti, terutama di kalangan generasi muda. Mungkin selama ini anak-anak kita belum pernah mendengar atau belum pernah melakukan Kabhanti,” ungkapnya pada Senin (29/5/2023).

    Festival Kabhanti ini disambut gembira oleh Sitti Samsia Suri, salah seorang pegiat Kabhanti di Kota Baubau. Suri, yang sering tampil melantunkan Kabhanti Wolio, mengakui bahwa semakin sulit menemukan pelantun Kabhanti saat ini. Ia khawatir bahwa tanpa upaya dari pemerintah, seperti melalui even-even lomba, Kabhanti dapat mengalami kepunahan karena minimnya regenerasi.

    “Kabhanti ini berisikan pembelajaran bagi kita. Oleh karena itu, bahasanya harus dipelajari dan dibawakan dengan perasaan, agar pendengar dapat tersentuh hatinya, terutama oleh mereka yang membawakannya. Terima kasih kepada Pemerintah Kota Baubau yang mau mengangkat budaya Kabhanti, semoga ada generasi penerus,” harapnya.

    Kepala Seksi Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Baubau, Amsia Nduiya, mengatakan bahwa sejak dibukanya pendaftaran pada 22 Mei, sejumlah masyarakat sudah mendaftar, termasuk dari Kelurahan Kaobula, Kelurahan Nganganaumala, SMA Negeri 1 Baubau, dan Kampus Universitas Muhammadiyah Buton.

    “Kabhanti ini telah kehilangan daya tarik bagi generasi muda. Oleh karena itu, banyak calon peserta masih mempelajari syair dan liriknya, karena dibawakan dalam bahasa Wolio,” tambahnya.

    Festival Kabhanti Kota Baubau tahun 2023 direncanakan akan digelar pada 13-15 Juni 2023 di Lapangan Kamali Kara, Kompleks Benteng Wolio. Panitia tidak akan membatasi jumlah pendaftar, berapapun jumlahnya.

    Peserta dalam kategori pelajar dapat memilih antara Kabhanti berjudul Kambampuu atau Anaana Maelu, sedangkan untuk kategori umum, tersedia Kabhanti berjudul Bula Malino atau Kanturu Mohelana dengan durasi 8-10 menit.

    “Tempat pendaftaran berada di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Baubau. Pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai dengan total puluhan juta rupiah serta piala,” tambah Amsia Nduiya.

    Melalui Festival Kabhanti ini, diharapkan warisan budaya Kabhanti Wolio dapat terus hidup dan menginspirasi generasi muda dalam menjaga dan memperkaya kekayaan budaya lokal Sulawesi Tenggara.(Adm)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini