More

    5 Berita terbaik

    Jangan Lewatkan

    Transformasi Kota Baubau Menuju Pariwisata Berkelanjutan

    BAUBAU, SEGMENSULTRA.COM – Sektor pariwisata telah menjadi motor penggerak perekonomian di Kota Baubau. Dalam upaya mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan, konsep Community Based Tourism (CBT) telah menjadi tren utama yang diterapkan. CBT menekankan partisipasi aktif masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam industri pariwisata.

    Sejalan dengan konsep tersebut, Aula Hotel Zenith Kota Baubau menjadi saksi diselenggarakannya pelatihan pengelolaan desa wisata (non-fisik) pada tanggal 23 Mei 2023. Acara ini dihadiri oleh 40 peserta yang berasal dari kelompok sadar wisata, karang taruna, dan penggiat pariwisata.

    Pemerintah dan penerima manfaat pembangunan pariwisata di Kota Baubau telah memperkuat komitmen mereka untuk mengubah kota ini menjadi pusat pelayanan jasa yang nyaman, maju, sejahtera, dan berbudaya. Konsep CBT juga mendorong upaya pelestarian dan pemberdayaan potensi keunikan budaya lokal serta kearifan lokal. Melalui pendekatan ini, dua tujuan dapat dicapai sekaligus, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya.

    Meskipun pembangunan pariwisata telah mengalami kemajuan, implementasi konsep CBT di desa wisata, yang juga dikenal sebagai limbo wisata, masih belum mencapai tingkat optimal. Setiap tahun, dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan harapan mereka menjadi intelektual, kreatif, inovatif, dan kompetitif.

    “Walau begitu, implementasinya sepertinya belum mencapai maksimal, sehingga diperlukan komitmen untuk memajukan limbo wisata masing-masing,” ungkap Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, saat membuka kegiatan pelatihan pengelolaan Desa Wisata 2023.

    Menurutnya, dalam arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pengelola desa wisata perlu memahami dan mempersiapkan empat hal dengan matang dalam memasarkan destinasi wisata dan ekraf kepada wisatawan. Pertama, produk yang ditawarkan harus memiliki kualitas yang mengarah pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Kedua, desa wisata harus memiliki daya tarik yang luar biasa atau karakteristik dan diferensiasi yang kuat.

    Penetapan harga produk harus disesuaikan dengan kebutuhan dan daya beli pengunjung. Penting juga untuk memahami target pasar yang kuat, di mana jika harga tidak sesuai dengan kemampuan pengunjung, mereka hanya akan menjadi pengunjung sekedar melihat-lihat, namun jika sesuai, mereka akan menjadi pengunjung yang berbelanja.

    Selanjutnya, promosi merupakan kunci dalam pemasaran. Salah satu strategi yang efektif saat ini adalah menggunakan endorser.

    Dalam mengembangkan pariwisata, desa wisata harus mampu berkolaborasi, bukan hanya bersaing. Setiap desa wisata atau limbo wisata harus menonjolkan kekuatan utamanya dengan produk yang berbeda-beda.

    Lebih lanjut, meskipun Kota Baubau belum masuk dalam nominasi 50 besar ADWI 2023, Pemerintah Kota Baubau berencana untuk mengadakan event penghargaan yang diberi nama “Anugerah Limbo Wisata” yang akan diurus oleh Dinas Pariwisata. Hal ini bertujuan untuk mendorong limbo wisata agar menjadi daya tarik wisata unggulan selain pantai dan budaya yang sudah menjadi andalan dalam pengembangan pariwisata Kota Baubau.

    “Saya ingin menyampaikan pesan kepada peserta bahwa fasilitas yang baik tidak akan berarti jika tidak diimbangi dengan perkembangan kreativitas dan kolaborasi yang mampu mendorong pengembangan pariwisata, khususnya limbo wisata. Oleh karena itu, manfaatkan kesempatan pelatihan ini sebaik mungkin,” ujar La Ode Ahmad Monianse, Wali Kota Baubau.

    Dalam penjelasannya, La Ode Bariki, anggota panitia dari Dinas Pariwisata Kota Baubau, menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi para pemandu wisata budaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas layanan kepada wisatawan.

    Sumber pendanaan untuk kegiatan ini berasal dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2023 Dinas Pariwisata Kota Baubau.

    Salah satu peserta pelatihan, Ila, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting mengingat potensi pariwisata di Kota Baubau yang sangat besar.

    “Oleh karena itu, perlu menciptakan limbo wisata yang tersebar di seluruh wilayah Kota Baubau,” ucapnya.(Adm)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini