Dirundung kisah yang telah khusut hingga malam sepi diujung hitam, merangkul dingin dengan sayapnya.
Munculah dihadapannya seorang gadis yang dianggapnya baik lalu mereka menari bersama gelap dan terlelap hingga putih dipucuk mata memantulkan bayangan kisah.
Sudut pandang mengalihkannya kemasalalu melihat kebelakang sigadis baik, lalu tampak kesalahan yang terlihat jelas dan dapat dirasakan kecewa tersangkut memecah asa hingga suara hilang.
Pemuda yang malang merangkulnya dan melupakan tragedi masa kelam yang menyiksa hingga memutuskan untuk menjalani kisah yang baru digariskan.
Hari hari telah berlalu, kegembiraan terpancar diwajah sang kasih lalu munculah kisah yang telah dibelokan, sigadis baik memilih menghianati pemuda yang dianggapnya miskin dan melupakan cerita yang telah bertahun-tahun dibangun oleh rasa.
Pada duka mendera pemuda miskin menumpahkan airmatanya mengoyak isi hati hingga membiru.
Perasaanya retak dan hancur ketika mata yang belum kering memandang pujaannya bersama sang pangeran pilihan sigadis baik.
Pemuda malang merasakan amarah kejam hingga luruh diakar dada terasa nyeri dan mengikat luka disudut mata, memancarkan senyum topeng didepanya sambil menggenggam luka membara hati.
Hatinya ngilu tertancap belati pikirannya kosong tidak menentu.
Darahnya kering dicumbu hari
Dukanya sekarat meruah rindu
Pada duka dan kecewa hingga rasa sakit menghamba pada langit.